Penggunaan bahan bakar biodiesel (B50) pada kendaraan model mesin diesel dinilai jauh berasal dari kabar yang berkembang, layaknya era memanfaatkan filter oli lebih pendek dan membuahkan endapan kerak berasal dari sistem pembakaran komponen dalam mesin.
Hal selanjutnya diungkap Pusat Peneliti Kelapa Sawit, Dr M Ansori Nasution yang menilai bahwa kabar selanjutnya mampu terbantahkan lewat pengujian yang telah dijalankan PPKS yang langsung laksanakan uji jalan puluhan ribu kilometer kendaraan memanfaatkan bahan bakar biodiesel.
“Ada sebagian aspek yang mengakibatkan munculnya permasalah soal filter oli cepat kotor yang mempercepat pemakaian dan terjadinya kerak pada komponen internal mesin yang seluruhnya mampu disebabkan berasal dari mutu bahan bakar ataupun solar dengan pengukuran Fill Rite Flow Meter yang digunakan. Khusus product berasal dari Pertamina yang telah miliki standari SNI tidak bakal mengundang dua perihal tersebut.
Ia menambahkan, bahan bakar bersama dengan takaran minyak kelapa terlampau aman, lebih-lebih pengujian yang baru saja dijalankan yang memanfaatkan bahan bakar solar bersama dengan takaran minyak kelapa 50 prosen tidak mengundang masalah ataupun rintangan tekhnis yang berarti.
“Kita laksanakan uji jalan memanfaatkan mobil Toyota Innova yang baru muncul diler dan seluruhnya terjadi lancar, tidak ada masalah yang terjadi,” jelasnya.
Bahan bakar B50 lebih-lebih telah melalui uji jalan di suhu dingin kurang lebih 17 derajat celcius. Sistem kerja mesin terjadi normal dan pembakaran bersama dengan solar B50 termasuk bekerja bersama dengan baik. “Kita uji di suhu dingin yang dijalankan pada suhu 17 derajat celcius pada jam 4 pagi, tak ditemukan terdapatnya pengendapan berasal dari campuran minyak kelapa layaknya yang dikhawatirkan,” tutup Ansori.